
Selamat datang di Blog Dusun Daleman desa Girikerto, Sleman-Yogyakarta
Ini adalah postingan pertama saya. saya akan membahas tentang Salak Pondoh yg menjadi komoditi utama di desa ini. Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga sebagai sala (Thai). Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular.
Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda digunakan untuk bahan rujak. Umbut salak pun dapat dimakan.
Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah duri-durinya dihilangkan lebih dahulu.[3]
Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam sebagai pagar. Demikian pula, potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap digunakan untuk mempersenjatai pagar, atau untuk melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.
Untuk pengobatan seperti untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan salak akan menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah. kadang kulit salak juga di gunakan dalam traditional china medicine/jamu sebagai bahan obat.
Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-usul salak yang pasti belum diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji.
Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon.[3]
Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia orang mengenal antara 20 sampai 30 jenis di bawah spesies. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah salakSidimpuan dari Sumatera Utara, salak condet dari Jakarta, salak pondoh dari Yogyakarta dan salak Bali. Salak condet merupakan flora propinsi DKI Jakarta.
Salak pondoh adalah fenomenal.
Mulai dikembangkan pada kira-kira tahun 1980an, salak yang manis dan garing ini
segera menjadi buah primadona yang penting di wilayah DIY. Tahun 1999, produksi buah ini di Yogyakarta meningkat
100% dalam lima tahun, mencapai 28.666 ton. Kepopuleran salak pondoh di lidah
konsumen Indonesia tak lepas dari aroma dan rasanya, yang manis segar tanpa
rasa sepat, meski pada buah yang belum cukup masak sekalipun.[6]
Gambaran
produksi itu jelas memperlihatkan lonjakan pesat dari tahun-tahun sebelumnya.
Perkiraan produksi salak di seluruh Jawa sampai tahun 1980an hanya berkisar
antara 7.000 – 50.000 ton, dengan wilayah Jawa Barat menyumbang
kurang lebih setengah dari jumlah itu.[3]
Salak
pondoh sendiri ada bermacam-macam lagi variannya. Beberapa yang terkenal di
antaranya adalah pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading, pondoh nglumut yang berukuran besar, dan lain-lain.
Di wilayah DIY, sentra penghasil salak pondoh ini adalah kawasan lereng Gunung Merapi yang
termasuk wilayah Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Salak
pondoh nglumut atau kerap pula disebut salak
nglumut, namanya diambil dari nama desa penghasil varietas salak unggul ini
yaitu DesaNglumut yang juga berada di hamparan Merapi dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kini
perkebunan salak pondoh telah meluas ke mana-mana, seperti ke wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Kuningan dan lain-lain.
dikutip dari wikipedia.com.
nice :D
BalasHapusterimakasih sudah memberikan komentar :D
HapusSuuksees kakak
BalasHapus